Friday, July 3, 2020

Petunjuk Teknik Pendaftaran Webinar Seri Guru Belajar GTK Dikdas

Petunjuk Teknis Pendaftaran Webinar Seri Guru Belajar
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Wednesday, May 6, 2020

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM 2013

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM 2013

Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu: (1) tujuan; (2) materi; (3) strategi, pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan karena saling berhubungan. Secara rinci diuraikan dalam bentuk presentasi dibawah ini.

KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM

KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM
  • Manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumberdaya manusia, sarana dan prasana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
  • Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
  • Manajemen Kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.  
 

MANAJEMEN KURIKULUM DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

MANAJEMEN KURIKULUM DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


Proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran dengan menggunakan pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.

 

Tuesday, May 5, 2020

Pendidikan Karakter di Masa Darurat Covid 19


Pendidikan Karakter di Masa Covid 19

Wabah virus corona yang menyebabkan penyakit covid-19 tidak hanya memakan banyak korban jiwa, namun juga memporakporandakan semua sektor kehidupan. Mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lain lain. Semua terdampak.

Upaya pemerintah untuk memutus mata rantai virus yang berasal dari Wuhan, Cina itu terus dilakukan. Salah satunya dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Beberapa daerah sudah melakukan PSBB tersebut. Akibatnya, nyaris semua akvitas  lumpuh
 Semua kegiatan dilakukan dari rumah/work from home (WFH).  Tagline #dirumahsaja pun kemudian menjadi sangat  populer di masa darurat pandemi covid 19.

Pada sektor pendidikan, pemerintah menutup sekolah-sekolah pada semua jenjang. Semua aktivitas di sekolah dihentikan. Namun demikian kegiatan belajar harus tetap berlangsung. Guru dan siswa melakukan tatap muka secara virtual. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Mereka harus tetap semangat WFH lewat virtual learning. Harus tetap hadir di dalam kelas maya. Kenyataan ini adalah hal yang baru baik guru maupun siswa.

Supaya kegiatan belajar mengajar di rumah berjalan dengan baik,  pemerintah maupun pihak swasta seperti Google Indonesia dan Microsoft bersinergi  menyediakan perangkat aplikasi yang dijadikan platform pembelajaran dalam jaringan (online ). Selain dua perusahaan raksasa itu ada juga pihak swasta seperti Quipper, Kelas Pintar, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius. Sementara pemerintahb lewat Kementerian Pendikan dan Kebudayaan menyediakan portal belajar sendiri, yakni Rumah Belajar dan program belajar di TVRI.

Selama ini, jauh sebelum wabah Covid 19 melanda negeri ini, kegiatan belajar mengajar dilakukan di sekolah secara rutin dilakukan  guru maupun siswa. Hal yang jamak terjadi adalah siswa mengadopsi contoh yang baik dari gurunya lewat sikap maupun tutur kata seorang guru. Hal ini dilakukan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama 3 tahun dan sekolah Menengah Atas selama 3 tahun. Ini rutin dilakukan sejak pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00. Kegiatan ini secara tidak langsung adalah menanamkan pendidikan karakter kepada siswa. Siswa lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah. Kegiatan kerohanian dan sosial terkontrol oleh warga sekolah (Kepala sekolah, guru dan rekan sejawat siswa). Meskipun kadang juga dijumpai hal-hal negatif terjadi di sekolah seperti perundungan  tindak kekerasan baik terhadap siswa maupun guru begitu sebaliknya. Kasus sepertinini jaranhvterjadi. Jimlanya tidak banyak (tidak mentolerir jumlah) dibanding dengan perbuatan positif yang dilakukan siswa ketika berada di sekolah.

Pada masa darurat Covid 19, ada banyak  hikmahnya yang bisa dipetik orang tua. Corona membuka ingatan kita kembali bahwa rumah adalah sekolah yang pertama, orang tua adalah guru yang pertama dan utama.  Sekarang adalah saat yang sangat baik dan tepat memberikan Pendidikan Karakter bagi putra putrinya sendiri yang selama ini mereka melihat karakter baik dari gurunya. Belajar di rumah dan bekerja dari rumah membuat anak  orang tua dan anggota keluarga lainnya lebih banyak waktu bahu membahu menyelesaikan tugas sekolah, tugas rumah maupun target-target anak yang belum tercapai.

Misalnya, anak kelas satu yang belum lancar membaca baca tulis baik Latin maupun Arab.  Peran orang tua sangat penting. Ia harus sabar dan telaten membimbing hingga lancar membacanya dengan durasi waktu 24 jam selama darurat Covid 19. Selama ini anak-anak hanya tersedia waktu bercengkrama dengan orang tua hanya dua jam di pagi hari, sebab malam pun kadang sudah tidak dapat berkomunikasi dengan anak.

Masa pandemi covid 19 pada bulan Ramadan ini harus kita jadikan momentum memberikan pendidikan karakter pada anak-anak kita sendiri. Saatnya meraih berkah di tengah wabah. Pertama, mulai dari sahur sudah bercengkrama di meja makan sambil memberikan cerita, kisah-kisah yang baik kepada anak. Mengajarkan etika makan baik sebelum maupun setelah makan.

 Kedua,  salat subuh berjamaah. Setelah itu tadarus/membaca al quran bersama.

Ketiga, mendampingi anak mengerjakan tugas sekolah (jika tidak ada tugas dari sekolah biasanya istirahat).

Keempat, melakukan salat Dzuhur berjamaah. Kemudian bercengkrama sejenak, bercerita berbagi pengalaman bersama.

Kelima, salat Ashar berjamaah, dilanjutkan kerja bareng menyiiapkan hidangan buka puasa. Ada yang membantu ibunya di dapur. Ada jugs yang menata meja makan.

Keenam, berbuka puasa bersama keluarga. Diawali membaca doa buka puasa. Kemudian minum dan makan secukupnya, lalu dilanjutkan salat  Magrib berjamaah. Selanjutnya makan bersama sambil bercengkrama menunggu waktu sholat Isya tiba.

Ketujuh, sslat Isya berjamaah dan dilanjutkan salat taraweh berjamaah di rumah. Ayah bisa menjadi imam dan atau anak yang sudah baligh dapat diajari menjadi imam. Ini prnting untuk menanamkan kemampuan dalam memimpin.

Rutinitas  di atas merupakan pendidikan karakter yang dilakukan oleh orangtua secara langsung, walapun para orangtua secara formal-pedagogis tidak dibekali 5 pilar Penguatan Pendidikan Karakter;  Kemandirian, Religius, Integritas, Gotong Royong, Nasionalisme. Secara tidak langsung ada kaitan erat antara rutinitas di atas dengan 5 pilar tersebut.

Misalnya, Kemandirian;  tadarus/membacara Al-Quran usai salat berjamaah, membersihakan tempat makan sendiri.

Religius; melakukan salat berjamaah baik yang wajib maupun yang sunnah, membaca doa-doa seperti doa niat puasa, doa berbuka puasa dan doa mau makan.

Integritas; sholat tepat pada waktunya, bertanggungjawab atas segala sesuatu yang anak kerjakan.

Gotong royong;  menyiapkan bersama menu berbuka puasa maupun sahur.

Nasionalisme, orangtua menceritakan kisah para pejuang bangsa  melawan penjajah dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menghormati dengan cara memperingati hari kelahiran pejuang tersebut lebih baik, seperti RA Kartini, Ki Hajar Dewantoro dan para pahlawan lainnya.

Marilah para orangtua, kini saatnya menanamkan karakter di rumah bagi anak-anak kita sendiri di masa darurat kesehatan ini. Hikmah di balik wabah ini, kita sebagai orangtua dapat secara langsung memberikan penguatan pendidikan karakter putra putri kita sendiri.

Salam Pendidikan...

Perkembangan Kurikulum di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

Perkembangan Kurikulum di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan.

Kurikulum Pendidikan di Indonesia perkembangannya sejak zaman pra kemerdekaan sampai dengan kemerdekaan banyak mengalami perubahan. Sejarah Kurikulum Pendidikan di Indonesia sejak zaman zaman pemerintahan Hindia Belanda (VOC, 1892) sampai dengan Kurikulum 2013 sangat mempengaruhi wajah pendidikan di Indonesia.

Refleksi Sinergi Pendidikan Indonesia Pada Masa Darurat Covid 19

Dunia pendidikan kita sedang menghadapi kondisi yang sebelumnya belum pernah terjadi di Indonesia yaitu wabah Corona atau COVID 19. Satu abad yang lalu sekitar tahun 1920 di Indonesia pernah terjadi tiga wabah hebat yang menjadi perhatian pemerintah kolonial belanda yaitu PES, Cacar dan Malaria. Disamping wabah-wabah tersebut masih ada wabah seperti kusta dan yang masih terngiang dalam ingatan kita belum lama terjadi tahun 2012 wabah SARS atau lebih dikenal dengan Flu burung.
Dunia pendidikan paling terasa terkena dampak covid 19 ini apalagi kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) semua aktifittas dilakukan di rumah tidak terkecuali dunia pendidikan semua aktifitas dilakukan di rumah baik Guru maupun siswa wajib belajar di rumah .
Dengan kondisi diatas, siapa yang kira-kira siap menghadapinya?, Mari kita cermati beberapa prilaku warga sekolah akibat darurat covid-19; Pertama, guru adalah perangkat pendidikan yang paling siap dalam menghadapi kondisi darurat Covid-19 ini, dikarenakan sudah terbiasa melakukan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Naluri seorang guru pasti ada cara dalam menghdapi kondisi darurat seperti ini, mungkin ada juga guru yang bingung menghadapi kondisi darurat seperti ini tetapi tidak banyak.
Apalagi sudah banyak perangkat/sistem yang disediakan oleh pemerintah ataupun pihak swasta untuk pembelajran di rumah di masa darurat ini. Kemungkinan besar terkendala masalah non teknis saja seperti geografis yang tidak menguntungkan seperti sarana penerangan yangg terbatas, belum terkoneksi internet dan jarak sekolah, tempat tinggal guru dan siswa terlalu jauh.
Kedua, siswa, dalam kondisi darurat kesehatan seperti ini ada siswa yang senang dan ada yang sedih melakukan aktifitas di rumah saja. Namun demikian aktifitas belajar tetap dilakukan baik secara daring  maupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru secara langsung. Pembelajaran di rumah mencerminkan kolaborasi yang cukup kuat antara guru, siswa dan orang tua. Penurut pandangan penulis ini adalah pola baik yang harus terus dibangun.
Ketiga, orang tua, dalam kondisi darurat ini yang paling tidak siap adalah orang tua. Mengapa demikian, seperti yang pribadi penulis maupun hasil pengamatan kepada orang tua secara umum. Kemampuan akademik orang tua sangatlah beragam kondisi ini sangat menyulitkan dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari anak, apalagi anak-anak yang duduk di bangku kelas 7 keatas, mata pelajaran yang kami rasakan  sulit dipahami adalah  mata pelajaran sains dan matematika. Kondisi ini dikarenakan Kompetensi orang tua sangatlah beragam, dan kemampuannya tidaklah sama dalam mendampingi anak belajar dirumah.
Sehari-hari dalam kondisi normal mungkin memberi jam belajar anak sudah cukup dua jam saja. Seperti halnya saya yang terapkan pada anak saya, jam belajar selepas maghrib sekitar pukul 18.15 sampai dengan pukul 20.00 WIB. Nah, kondisi pada saat darurat covid 19 ini orang tua yang juga bekerja di rumah harus mendampingi anaknya belajar dari rumah. Seperti yang terjadi dengan keluarga kami  yang bersekolah lima orang, satu di smp dan 4 di SD, sungguh kami menyadari setiap anak kemampuannya, kemauannya, gaya belajarnya sangat jauh berbeda, kami dihadapkan dengan kondisi yg berbeda-beda, sungguh perjuangan yang berat untuk mencapai kondisi yang diinginkan, berbeda/beda caranya dalam menghadapi anak kami sendiri. Hikmah yang dapat kami ambil sebagai orang tua dari darurat covid 19 ini adalah kami sebagai orang tua menyadari betul betapa luar biasa perjuangan Bapak dan Ibu guru dalam mendidik anak kami yang berbeda-beda kemampuannya untuk mencapai target capaian kompetensi setiap mata pelajaran. Refleksi atas keterbatasan orang tua harusnya berdampak pada penghargaan pada jasa guru.
Berangkat dari kondisi di atas, banya hal yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan kita, misalnya bagaimana cara yang paling efektif untuk melakukan pembelajaran dalam kondisi darurat. Kondisi darurat perlu ada altenatif model pembelajaran seperti dengan model blended learning (tatap muka dan pembelejaran jarak jauh/ dalam jaringan). Pratikknya misalkan bisa mencoba dalam lima atau enam hari sekolah ada satu atau dua hari belajar dirumah mengerjakan tugas sekolah mungkin seperti Project Base Learning dikaitkan dengan materi mata pelajaran masing-masing dan dikerjakan kelompok atau individu dan mengikutsertakan anggota keluarga.
Dalam masa darurat ini banyak langkah-langkah yang inovatif yang menurut penulis bisa dilakukan, karena pedidikan dan pembelajaran dalam kondisi apapun harus tetap berjalan. Karena pendidikan nasib masa depan sebuah bangsa. Pertama, jika ditemui kondisi siswa yang kesulitan terkoneksi teknologi komunikasi, perlu ada perjuangan seorang guru yang rela mendatangi siswa ke rumah memberi tugas-tugas pelajaran agar pembelajaran tetap berjalan.
Kedua, konidisi siswa yang sudah terfasilitasi dengan teknologi informasi guru dapat memberikan proyek pelajaran, baik melalui sms maupun whatsaps (WA) apalagi dgn WA guru bisa memberikan proyek kelompok ke siswa, maksimal lima orang per kelompok. Banyak yang dapat dilakukan oleh guru semisal dengan video conference, video call dan atau pembuatan video tutorial, sehingga interaksi guru dan peserta didik dapat berjalan dengan baik.
Ketiga, jika terkendala secara geografis, Guru dapat memberikan pembelajaran melalui Radio bekerjasama degan radio pemerintah maupun swasta, mungkin kondisi ini efektif bagi siswa-siswa yang terkendala dengan kondisi geografis yang tidak terjangkau teknologi internet.
Semoga kondisi darurat ini segera berakhir Virus covid 19 segera lenyap dari muka bumi Indonesia, kita dapat melakukan aktiftas normal kembali. Kami secara pribadi atau mewakili orang tua Indonesia mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu guru yang telah mendidik anak kami dengan baik.

Petunjuk Teknik Pendaftaran Webinar Seri Guru Belajar GTK Dikdas

Petunjuk Teknis Pendaftaran Webinar Seri Guru Belajar Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru d...